Minggu, 05 Mei 2013

mungkin, ada yang salah dalam sholat kita..

 
Saya mendapati ada banyak hal luar biasa dalam praktik sholat berjama'ah, 5 di antaranya yaitu :

1. Hanya boleh ada satu orang yang dapat berdiri menjadi imam sholat, jika dalam pertengahan pelaksanaan sholat tiba-tiba imam batal / tidak dapat meneruskan sholat, maka harus ada yang langsung menggantikan posisinya, sehingga tidak mengganggu jalannya ibadah hingga usai.

2. Ma'mum boleh (bahkan bisa jadi wajib) mengoreksi imam saat keliru dalam bacaan sholat, dengan aturan tertentu. Hal ini secara tidak langsung menuntut ma'mum sedikit banyak juga harus memahami bacaan sholat, khususnya surah-surah yang dibaca setelah Al-Fatihah. Karena hanya yang memiliki pengetahuan saja yang dapat mengetahui saat bacaan imam keliru atau mungkin lupa. Maka posisi imam tidak serta merta selalu benar. Sebaliknya, posisi ma'mum juga tidak serta merta hanya sebagai "pendengar", namun juga "pengawas" dan "pengoreksi" saat terjadi kekeliruan. Karena kekeliruan dalam sholat, dapat mempengaruhi sah tidak nya sholat tersebut.

3. Bijaksana dalam memilih surah. Menyesuaikan dengan kondisi ma'mum.

"Apabila di antara kalian mengimami jamaah sholat, maka hendaknya ia memperpendek sholatnya. Karena di antara jamaah sholat ada anak-anak, orang tua, orang lemah, dan yang memiliki keperluan. Dan jika ia melaksanakan sholat sendiri, maka ia boleh melaksanakannya (memperpanjang atau memperpendeknya) sekehendaknya." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, atau Muttafaq Alaihi)

4. Ma'mum dilarang bergerak mendahului imam serta tanggung jawab imam sebagai pemimpin sholat. 

"Dari Abdullah bin Yazid dia berkata, telah menceritakan kepadaku al-Bara’, dan dia bukanlah pendusta, bahwa mereka shalat di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, lalu apabila beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, maka aku tidak melihat seorang pun yang melengkungkan punggungnya (semuanya tegap berdiri), hingga Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam meletakkan keningnya pada tanah, kemudian orang yang ada di belakang beliau menyungkur sujud.” (HR. Muslim 728)

Imam Ahmad Rahimahulullah berkata,

“Imam (adalah) orang yang paling layak dalam menasihati orang-orang yang shalat di belakangnya, dan melarang mereka dari mendahuluinya dalam ruku’ atau sujud. Janganlah mereka ruku’ dan sujud serentak (bersamaan) dengan imam. Akan tetapi, hendaklah memerintahkan mereka agar rukuk dan sujud mereka, bangkit dan turun mereka (dilakukannya) setelah imam. Dan hendaklah dia berbaik dalam mengajar mereka, karena dia bertanggung jawab kepada mereka dan akan diminta pertanggungjawaban besok. Dan seharusnyalah imam meperbaiki shalatnya, menyempurnakan serta memperkokohnya. Dan hendaklah hal itu menjadi perhatiannya, karena, jika dia mendirikan shalat dengan baik, maka dia pun memperoleh ganjaran yang serupa dengan orang yang shalat di belakangnya. Sebaliknya, dia berdosa seperti dosa mereka, jika dia tidak menyempurnakan shalatnya.”

5. Khusyuk-nya bacaan dan hubungan yang kuat seorang imam terhadap Allah mampu mempengaruhi pula ke-khusyuk-an ma'mum. Kondisional memang, tergantung individu nya. Namun sering kali saya dapati tangisan/kesedihan imam dalam melafalkan surah tertentu serta semangatnya saat dengan surah yang lain, mampu mentransfer atmosfer perasaan yang sama kepada ma'mum.

..........................

Uraian di atas, sedikit menjadi refleksi bagi saya tentang makna sebuah amal jama'i.

Betapa sesungguhnya Allah telah mengajarkan hikmahnya dalam praktik ibadah harian kita..
dan kemudian, saat mas'ul (pemimpin) dan jundi (tentara / yang dipimpin) sering saling menyerang, saat khianat menjadi kebiasaan, saat tak ada lagi sami'na wa atho'na dalam beramal, saat ucapan dan kebijakan tak dilandasi ilmu dan keimanan, dan saat satu per satu mulai melangkah menghindar,..

saat sebuah jama'ah tak lagi harmoni,

mungkin, ada yang salah dalam sholat-sholat kita..


"Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.."
 (QS. Al-Fajr : 27-30)

...............


Bandung, 06 Mei 2013 ; 01.31 WIB

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar