Sabtu, 23 November 2013

Embun

Membawa kesejukan,
Mematik api semangat.

Aku hanya ingin selayak embun
Sesaat singgah di pucuk daun,
Menyapa pagi..

:)

Bandung, 23 Nov 2013

Lp

Sabtu, 16 November 2013

Serpihan salju

Jelang senja kala itu
Kita rasa pertama kali kita berjumpa
Tak tersadari bahwa di beribu masa silam
Tanpa sepatah kata, kita sesaat saja
Berada dalam dimensi yang sama.

Kau bagaikan langit bagi pijakan tanahku
Dan pastilah aku palung samudra
bagi ufuk terbenammu
Kita memang sungguh berbeda.

Dan lalu kini,
Kau membenamku dalam haru kisahmu
Menampar keras egoku
Dengan bijaknya dirimu memandang
Hidup yang Tuhan cipta untukmu

Teman,
Sungguh aku tak tau berucap apa
Tuk sesaat aku ingin menjelmamu
Namun punggung ini bersikeras
tak mampu

Dan terlebih lagi,
Aku hanyalah aku..

Dan kau,
Hidup memuliakanmu dengan ujian demi ujian
Manusia-manusia langit tengah menanti menyambutmu,
Tak sabar berkumpul dengan satu makhluk pilihan Tuhan
Yang bening hatinya menyilaukan pandang mereka.

Maka terus sajalah kau
seperti halnya kau kini
Sekuat karang
Setegar garuda
Semulia melati..

Apa yang tiada kau miliki,
Itu yang mengangkat derajat imanmu..

Teman,
Terima kasih
Atas waktu..
Dan masa yang sesaat saja
Pernah kita jalani bersama..


Bandung, 171113

Lp

Hujan Bulan Juni

Salah satu puisi favorit saya :)

Pengembangan Metode Analisis

Rangkuman Materi Pengembangan Metode Analisis

1. Alasan dilakukan PMA

Jawab :

a. Tidak ada metode analisis yang sesuai untuk analit tertentu dalam matriks sampel yang khusus
b. Metode yang ada mengandung galat dan pengganggu analisis, shg tidak lagi reliable, dan menampakkan kecermatan dan keseksamaan yang rendah
c. Metode yang ada terlalu mahal, membutuhkan waktu yang lama, sumber energy yang banyak, dan tidak dapat diotomatisasikan
d. Metode yang ada tidak memberikan kepekaan dan keselektifan dalam sampel dan matriks yang dimaksud
e. Terdapat teknik dan instrument baru yang membutuhkan pembuktian kinerja metode analisis
f. Adanya kebutuhan untuk menggunakan metode alternative yang teruji kinerjanya

 
2. Tujuan dan sasaran PMA

Jawab :

Untuk memperoleh metode analisis yang  :

a. Bebas galat
b. Memberikan informasi analitik yang baik (selektivitas, kecermatan, dan keseksamaan)
c. Mudah dilakukan, dapat diinformasikan / dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
d. Murah dan cepat

3. Tahapan PMA

Jawab :

Tahap I ; Perencanaan dan Pengembangan

a. Menentukan masalah analisis, berkaitan dg apa yang akan dilakukan (penentuan kualitatif, kuantitatif, / uji batas)
b. Mengumpulkan informasi berkaitan dg masalah analisis di atas
Sampel (analit dan matriks)
Metode analisis yang ada
Instrument yang tersedia
Perlakuan awal
Metode baku
Persyaratan yang telah ditentukan
c. Menyusun kriteria pemilihan metode
Kriteria numerik
Kriteria ekonomis
Kriteria kepraktisan
d. Pemilihan dan disain metode analisis berdasarkan informasi dan criteria

 Informasi analit yang diperlukan :

Struktur molekul dan rumus kimia bahan aktif
Sifat fisikokimia (kelarutan, ph, stabilitas, spectra uv)
Rute / alur pengadaan bahan
Metode analisis yang telah digunakan
Sejarah pengembangan metode
Komposisi formulasi sediaan (kadar bahan aktif, eksipien yg digunakan, data stabilitas eksipien)
Pustaka yg digunakan
Jenis sediaan lain yg megandung bahan aktif yg sama dan metode pengujiannya

Penentuan kriteria kinerja metode.

Kriteria adalah level yang baik yang harus dicapai. Tergantung pada tujuan analisis yang dilakukan (kualitatif, kuantitatif, atau pemisahan). Harus ditentukan oleh eksperimenter sebelum percobaan dimulai. Secara umum kriteria yg digunakan :

Waktu analisis
Jumlah sampel
Biaya analisis
Kualitas data (akurasi, presisi, sensitivitas)
Kemudahan dan kepraktisan metode
Kualitas data (informasi yang dihasilkan setara dengan metode baku)

Kriteria numerik kinerja metode meliputi :

Akurasi
Presisi
Sensitivitas
Selektivitas
Batas deteksi dan kuantisasi
Rentang konsentrasi

Tahap II ; Design Percobaan dan Optimasi

Sasaran Desain Percobaan :

Mengenali semua faktor yang mempengaruhi hasil analisis
Mengurangi / menghilangkan faktor yang tidak dapat dikontrol
Mempelajari efek yang ditimbulkan faktor-faktor tersebut terhadap hasil analisis dengan menggunakan statistika

Tujuan Desain Percobaan :

Mengenali variable yang paling mempengaruhi respon (y)
Menyusun percobaan dimana respon (y) yang diperoleh mendekati persyaratan dengan menempatkan variable terkontrol (x) yang tepat
Menyusun percobaan dimana perubahan nilai y minimal
Menyusun percobaan dimana variable tidak terkontrol (z) dikurangi / dihilangkan
Waktu percobaan dikurangi
Ongkos / biaya dikurangi

Optimasi : optimasi ditujukan untuk menentukan aras faktor eksperimental yang optimum dengan cara menyesuaikan faktor bebas untuk mendapatkan hasil analisis yang optimum.

Persiapan Uji Coba Metode

Menyiapkan semua pereaksi dan pelarut yang diperlukan
Menyiapkan senyawa pembanding kimia
Peralatan dan instrument dikalibrasi
Analis yang mumpuni
Menyiapkan program perhitungan statistika

Sasaran & Tujuan Optimasi

Mencoba metode analisis sesuai urutan protocol desain
Mengupayakan pengurangan galat analisis
Menentukan aras faktor yang optimum
Menentukan titik kritis analisis

Cara optimasi yg umum dilakukan :

Memaksimalkan hasil analisis sbg fungsi waktu
Memaksimalkan spesifitas analitik metode sbg fungsi dari ph, pereaksi, konsentrasi, suhu, dll
Memaksimalkan stabilitas hasil analisis
Mencari tingkat kombinasi faktor-faktor yang optimum dalam pemisahan / pengukuran

Pendekatan yang dipakai :

Menentukan faktor dan arasnya yang terlibat dalam proses
Membuat rancangan percobaan yg akan dioptimasikan
Bila faktor yang satu dibuat tetap, maka faktor yang lain dapat diubah-ubah

Pelaksanaan optimasi antara lain dengan menggunakan metode :

Rancangan Faktorial
Optimasi Simpleks
Analisis Numerik

4. Cara memilih prosedur / metode analisis dalam PMA

Jawab :

Dalam menentukan prosedur / metode analisis, dilakukan pendekatan berdasarkan :

Sifat analit ; sifat fisika, sifat kimia, kadar analit, jenis matriks, dan bentuk sampel
Sifat metode ; sensitivitas, akurasi, dan presisi MA

 
Berdasarkan Golongan Masalah :

Problem analitik sama dg problem analitik senyawa sebelumnya, maka dilakukan transfer/adopsi MA yang ada

Hampir sama, maka dimodifikasi

Sama sekali baru, maka perlu membuat prosedur baru dengan PMA

Pemilihan Metode juga bisa berdasarkan :

Metode yg sudah ada
Metode lain yang dapat diperkirakan dari unsure penyusun, gugus fungsi dan ikatan kimia
Bahan pembantu / matriks yg digunakan (mengganggu / tidak)
Kadar senyawa aktif dalam sampel
Persyaratan hasil analisis yang harus digunakan

5. Kriteria metode analisis yang baik

Jawab :

Kriteria adalah level yang baik yang harus dicapai. Tergantung pada tujuan analisis yang dilakukan (kualitatif, kuantitatif, atau pemisahan). Harus ditentukan oleh eksperimenter sebelum percobaan dimulai. Secara umum kriteria yg digunakan :

Waktu analisis
Jumlah sampel
Biaya analisis
Kualitas data (akurasi, presisi, sensitivitas)
Kemudahan dan kepraktisan metode
Kualitas data (informasi yang dihasilkan setara dengan metode baku)

Kriteria numerik kinerja metode meliputi :

Akurasi
Presisi
Sensitivitas
Selektivitas
Batas deteksi dan kuantisasi
Rentang konsentrasi

6. Peranan bahan baku pembanding dalam PMA

Jawab :

Sebagai standar dalam pengujian. Hasil PMA yang baik adalah jika sama atau lebih baik dari metode analisis bahan baku pembanding.

 
7. Sasaran yang ingin dicapai pada tahap optimasi dalam PMA

Jawab :

Mencoba metode analisis sesuai urutan protocol desain
Mengupayakan pengurangan galat analisis
Menentukan aras faktor yang optimum
Menentukan titik kritis analisis

8. Pengujian optimasi untuk metode analisis yang dipengaruhi oleh hanya satu faktor saja

Jawab : Menggunakan analisis numerik sederhana. Optimasi ini berdasarkan pada perhitungan faktor optimum pada kurva polynomial yg dapat dibuat dari minimal 3 titik. Pada keadaan optimum turunan pertama persamaan harus sama dengan 0 à (dy/dx = 0)

 
9. Keunggulan dan kelemahan teknik optimasi factorial dibandingkan dengan optimasi simpleks

Jawab :

Keunggulan :

Optimasi factorial dapat memprediksi interaksi antar faktor
Interaksi faktor dapat digunakan untuk menentukan kondisi optimum dari kombinasi faktor-faktor tersebut

Kelemahan

Tidak semua eksperimen dapat dioptimasi dengan optimasi factorial dengan beberapa alasan

Walaupun faktornya sedikit, tapi memerlukan percobaan yang lebih banyak à contoh : faktor (3), aras (2), maka jumlah percobaan = 23 = 8 percobaan. Sementara pada optimasi simpleks = faktor+1 = 4 percobaan.

Jumat, 11 Oktober 2013

Di antara 4 kepastian itu..

Sebelum manusia terlahir ke dunia, ada 4 hal yang telah Allah tetapkan atasnya ; umur, rejeki, jodoh, dan kematian..

Di antara ke empat hal itu, sering kali kita menyikapi dengan cara yg berbeda. Setiap pertambahan umur (yg sebenarnya sama saja dg berkurangnya usia kita di dunia ini) umumnya selalu disambut dg suka cita. Sebagian ada yg mengaplikasikan bentuk syukur dengan berkumpul bersama, saling memberi hadiah.. tak ada yg keliru tentu, yg terpenting tetap menyadari bahwa pertambahan jumlah umur akan menambah apa yg harus kita pertanggung jawabkan kelak di titik akhir kehidupan ini. Muhasabah.. instropeksi diri. Baiknya usia menjadikan kita semakin bijak dan bertambah taqwa pada-Nya.

Rejeki. Setiap kita telah memiliki catatan rejeki masing-masing. Namun tak serta merta rejeki itu turun dari langit. ada ikhtiar yg menjadi syarat terbukanya pintu-pintu rejeki yg telah Ia siapkan bagi kita. Maka Ia menilai seberapa keras dan seberapa ikhlas kita mengetuk pintu itu dg ikhtiar dan doa kita.. Harta, akan dimintai 2 macam pertanggung jawaban kelak, dari mana ia diperoleh, dan untuk apa ia digunakan. Maka bijaklah, tak selalu yg berlebih itu baik, dan tak pula kekurangan itu zuhud..

Jodoh? Di antara sekian hal kepastian yg kita miliki itu, jodoh adalah satu hal yang istimewa. Bagaimana Allah memberi tau kita bahwa menikah adalah penyempurna agama, bagaimana kemuliaan rumah tangga yg dibangun di atas taqwa adalah pondasi kokoh bagi daulah islamiyah yg kita tuju. Maka perkara jodoh, juga tak sembarang kita ikhtiarkan. Allah menuntun dg ayat 'janganlah mendekati zina', begitupun sekian banyak dalil dan pembahasan tentang tata cara interaksi kita dalam rangka ikhtiar menemukan pendamping yg telah Ia tuliskan namanya bahkan sebelum kita dapat membedakan pria dan wanita.

Dan di antara ke empat hal itu, kematian menjadi terminal akhir perjalanan kita. Bila umur, rejeki, dan jodoh menghiasi sepanjang hidup kita di dunia. Maka penutupnya adalah kematian. Seni masing-masing kita dalam menjemput kematian ini pun bermacam-macam. Dan yg satu ini sering kali menjadi hal yg menakutkan bagi sebagian diri kita. kapan ia akan datang, dg cara bagaimana, kemana kita akan pergi setelah mati.. misteri.
Maka tentu sebaik-baik bekal adalah taqwa..

Kehidupan ini, persinggahan saja, dan negeri akhirat adalah yg kekal menanti kita..

Ke empat kepastian itu, tergantung kita ingin menggapainya dengan cara yg bagaimana..

Isilah dg ikhtiar dan doa-doa terbaik,
Semoga usia, rejeki, dan jodoh kita mendatangkan berkah dari Allah, hingga kematian pun dapat menjadi pintu gerbang untuk sebaik-baik akhir kehidupan, Husnul Khatimah.. insya Allah, aamiin :)

Bandung, 11 Oktober 2013

Lp

Minggu, 29 September 2013

Mencintai itu Keputusan (Anis Matta)

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian iapun berkata, “Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui di sini.” Itulah kalimat pertama Utsaman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya di Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi… sebab memberi adalah pekerjaan… sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat… sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama… sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh… maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapapun!Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.”

Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia… aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin… aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku, proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu… aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu…” Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, “Aku mencintaimu,” kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linier. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Disitu konsistensi diuji. Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tegah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar.

Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat lagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu..

http://rumahkeluarga-indonesia.com/mencintai-itu-keputusan-4952/

Minggu, 22 September 2013

Quotes From Fiqh Dakwah 1 Chapter 2

"Satu demi satu anggota jama'ah diserang kerontokan. Mereka akan gugur seperti daun kering yang jatuh dari pohon besar. Kemudian musuh menggenggam salah satu ranting pohon tersebut disertai anggapan, dengan tercabutnya ranting pohon tersebut akan dapat menghancurkan seluruh pohon itu, sehingga apabila telah tiba saatnya dan ranting pun dicabut, maka keluarlah dari genggamannya seperti kayu kering, tidak mati dan tidak pula hidup, sedangkan pohon tersebut tetap utuh seperti semula."

"..sedangkan pohon tersebut tetap utuh seperti semula.."

(Sayyid Quthb dalam Fiqh Dakwah 1, hal 155)

Senin, 09 September 2013

Buat buletin KAMIL (edisi PMB 2013)

Dalam setiap fase kehidupan manusia, selalu ada persimpangan jalan yang mengajarkan kita untuk memilih, menghadirkan tekad dan tanggung jawab. Karena setiap pilihan merupakan pintu gerbang bagi hamparan konsekuensi dan tentu saja, awal dari pilihan-pilihan selanjutnya. Manusia dewasa adalah mereka yang mampu menentukan pilihan terbaik di antara banyaknya persimpangan, kemudian mempertanggung-jawabkan apa yang telah dipilihnya itu.  

Di jenjang usia yang tak lagi dapat disebut remaja ini, kita menyadari bahwa beban (atau kita sebut saja ia tantangan) dalam menentukan pilihan yang tepat, terkadang menjadi semakin tampak menyeramkan. Konsekuensi menjadi semakin nyata. Kemudian perjalanan pendidikan yang telah lalu, pengalaman pekerjaan yang bagi sebagian orang telah dijalani, latar belakang keluarga, serta lingkungan yang beragam, telah membentuk kita menjadi manusia-manusia dewasa yang ditunggu dunia.

Hei! bukankah kita kini MAHASISWA PASCA SARJANA?!

Kita yang memilih melanjutkan pendidikan, yang bagi sebagian masyarakat Indonesia tampak begitu “wah” dan sulit tergapai.. sekaligus pula tahap yang menuntut banyak kontribusi dan tanggung jawab, penyedia solusi bagi riak problem negeri kita saat ini.

Ya, kehadiran kita sesungguhnya dinantikan oleh dunia..  

Maka, pilihan kita untuk menambah pundi-pundi ilmu, memantapkan bekal dalam beramal, seharusnya tak lagi boleh kita sia-siakan.  

Menuntut ilmu dalam Islam adalah salah satu bukti iman kepada Allah SWT. Dr.Yusuf Al-Qordhowi dalam fiqh prioritas nya mengungkapkan bahwa ilmu itu harus mendahului amal. Mengajarkannya terhitung sedekah, sementara mengkaji dan mendalaminya termasuk jihad fi sabilillah.  

Wahai para penuntut ilmu, kita memang istimewa!

Di tahap ini, akan kita temukan berbagai tantangan baru, dan tak menutup kemungkinan pilihan melanjutkan pendidikan ini adalah batu loncatan bagi impian-impian besar kita di masa depan. Namun satu hal yang harus kita catat bersama, bahwa impian itu sesungguhnya adalah tentang perjuangan.. anda berani bermimpi? Maka mulailah berjuang menggapainya.  

“Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.” (Imam Syafi’i)  

Beruntunglah kita yang diberi kesempatan untuk terus belajar. Rasulullah SAW sendiri sangat menggiatkan umatnya untuk belajar. Karena untuk membangkitkan peradaban yang kuat dimulai dari membangkitkan tradisi menuntut ilmu. Dapat kita temukan dalam catatan shirah (sejarah)  bahwa para sahabat adalah orang-orang yang gemar menuntut ilmu.  

Menuntut ilmu itu tidak berbatas waktu, tak terkotakkan oleh ruang. Menuntut ilmu itu, sejatinya adalah sepanjang hidup. Maka berapa pun kini usia kita, apapun status pekerjaan kita, pilihan menuntut ilmu ini adalah pilihan yang tepat! Kini, tinggal bagaimana terus menata hati, menajamkan fiqri, melembutkan nurani.. seperti yang saya katakan sebelumnya, perjuangan ini tak kan mudah. Tapi tenang saja, derajat nan tinggi dari Allah SWT menanti kita, para pencari ilmu, insya Allah..
  …………………………  

Akhir kata,  

Selamat datang mahasiswa pasca sarjana ITB 2013.

Selamat kembali berjuang, meneruskan tradisi kenabian, menapaki hamparan hikmah, dan berlomba meraih derajat tinggi yang dijanjikan-Nya.  

“..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadillah : 11)  

Sebaik-baik ilmu tentu saja adalah ilmu yang bermanfaat, bagi diri, keluarga, umat, dan agama. Jangan pernah lelah, begitu pun jangan pernah merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan nantinya. Sungguh, ilmu Allah begitu luas..  

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Luqman : 27)

Bandung, 09 sept 2013

LP

Selasa, 21 Mei 2013

Rangkuman Materi Ujian Analisis Fisika Kimia Obat (Spektroskopi Masa)


Instrumen
MS
Prinsip
MS adalah spektroskopi yang tidak bergantung pada transisi di antara keadaan energi. Tiga prisip MS:
1.     mengkonversi molekul atau atom menjadi ion (ionisasi)
2.     Memilahnya berdasarkan nisbah massa terhadap muatan (m/z) dan menetapkan jumlah relatif dari setiap ion yang ada dengan menempatkan ion tersebut pada daerah medan magnet ataupun medan listrik (analisis massa)
3.     Mendeteksi ion menggunakan lempeng microchannel  atau tabung photomultiplier
Ringkasnya: sedikit sampel dari zat dimasukkan ke dalam bilik dengan vakum tinggi, di tempat ini sampel diuapkan dan terus menerus dibombardir dengan elektron berenergi tinggi. Akibat pembombardiran tersebut, elektron akan dikeluarkan dari molekum M, menghasilkan radikal kation yang disebut ion molekular atau ion induk. Berkas ion molekular ini kemudian melewati celah di antara kutub-kutub magnet yang sangat kuat yang membiaskan berkas tersebut. Nilai besarnya pembiasan akan bergantung pada massa ion, dianggap M.+ dan M sama massanya karena BM elektron kecil sekali. Ion yang ringan akan lebih lama terikat pada medan magnet sedangkan yang lebih berat terikat lebih sebentar. Hanya ion dengan massa yang tepat yang akan masuk ke detektor.
Kelebihan
·         Dapat mengidentifikasi senyawa murni yaitu Penentuan Bobot Molekul (MR), Penentuan Rumus Molekul, Informasi struktur molekul dari pola fragmentasi dan Indentifikasi senyawa dengan membandingkan spekrum masa
·         Dapat digunakan untuk atom maupun molekul besar seperti protein (MALDI sebagai metode ionisasinya
·         Sensitif dan selektif
·          
Kekurangan
·         Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit
·         Mahal
·         Sampel harus mudah dibuat menjadi bentuk gas dan dibutuhkan sampel inlet yang berbeda tergantung jenis sampelnya. Jika sampel berupa gas atau sampel dengan tekanan uap tinggi maka bisa langsung masuk ion source. Jika wujud padat maupun cair bisa dipanaskan untuk meningkatkan tekanan uap (sampel volatil atau stabil bisa dipanaskan). Jika analit labil (terdekomposisi pada suhu tinggi) atau jika tekanan uapnya sangat rendah (sangat sulit menguap) maka sampel harus dapat langsung terionisasi  dari fase kondensasi (direct ionization teknik).
·         Sulit untuk menginterpretasi spektrum kompleks yang dihasilkan
·         Spektrofotometri masa tidak bisa dilakukan untuk identifikasi campuran senyawa , harus digabungkan dengan alat yang memisahkan senyawa

Pembacaan analisis kuantitatif
2 cara:
1.     Selected Ion Monitoring
Spektrometer di set pada m/z tertentu dan arus ion diukur sebagai fungsi waktu. Konsentrasi dari analit proporsional dengan luas area di bawah kurva

2.     Perbandingan kelimpahan/tinggi puncak tertentu
Pembuatan kurva kalibrasi yang menghubungkan tinggi puncak dan konsentrasi.

Untuk analisis campuran harus dipilih puncak yang khas untuk masing-masing senyawa, untuk nantinya dijadikan dasar penentuan kadar dari masing-masing komponen penyusun campuran. Bila tidak ditemukan puncak yang khas untuk masing-masing senyawa maka penentuan kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran data secara simultan dari beberapa m/z untuk nantinya dibuat persamaan matematis  (sama dengan metode penentuan kadar UV-Vis à overlapping absorption) Hasil dari pencatat diagram disederhanakan menjadi ediagram garisf. Ini menunjukkan arus listrik yang timbul oleh beragam ion yang mempunyai perbandingan m/z masing2.
Contoh:
Diagram garis Molybdenum (Mo) adalah sebagai berikut:
Garis tegak lurus itu menunjukkan besarnya arus listrik yang diterima oleh alat pencatat arus yang berarti banyaknya ion datang ke detektor. pada diagram diatas, ion yang paling banyak adalah ion yang mempunyai perbandingan m/z 98. Ion-ion lainnya mempunyai perbandingan m/z 92,94,95,96,97 dan 100. Ini berarti molybdenum mempunyai 7 macam isotop. Dengan menganggap bahwa semua ion tersebut bermuatan +1 maka berarti massa dari ketujuh isotop tersebut adalah 92,94,95,96,97 ,98 dan 100.

Rangkuman Materi Ujian Analisis Fisika Kimia Obat (Spektrofotometri Uv-Vis)

Instrumen
Spektrofotometri UV-VIS
Prinsip REM

Jika suatu molekul dikenai suatu REM pada frekuensi yg sesuai sehingga energy molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorbs) energy oleh molekul.

Sebaliknya, jika suatu molekul bergerak dari satu tingkat energy ke tingkat energy yang lebih rendah maka beberapa energy akan dilepaskan. Energy ini dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi.

Prinsip Kerja

Jika suatu molekul sederhana dikenakan REM maka molekul tersebut akan menyerap REM yang energy nya sesuai. Interaksi antara molekul dg REM ini akan meningkatkan energy potensial electron pada tingkat keadaan tereksitasi. Pembacaan hasil berupa hubungan antara banyaknya sinar yg diserap dengan frekuensi (/panjang gelombang) sinar merupakan spectrum absorbs. Banyaknya sinar yg diserap pada panjang gelombang tertentu sebanding dg banyaknya molekul yg menyerap radiasi, sehingga spectrum absorbs dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hal-Hal yg harus diperhatikan!
a.       Pembentukan molekul yg dapat menyerap sinar uv-vis.
Dengan cara ; merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi ttn.
b.      Waktu proporsional (operating time). Ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dg absorbansi larutan.
c.       Pemilihan panjang gelombang maksimum, yaitu panjang gelombang yg mempunyai absorbansi maksimum.
d.      Pembentukan kurva baku
e.       Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Transisi Elektron & Proses Absorbsi energy UV-Vis

Ada 3 macam proses penyerapan energy uv-vis, yaitu :
1.      Penyerapan oleh transisi electron bonding dan electron anti bonding. Macam-macam electron ; σ, π, n
·         Sigma (σ) : electron yg menempati orbital molekul ikatan yang menyebabkan terjadinya ikatan tunggal.
·         Phi (π) : terjadi karena tumpang tindih dua orbital atom p.
·         Non-bonding elektron (n) : tidak ikut serta dalam pembentukan ikatan kimia dalam suatu molekul. (N, O, S, Halogen)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB4J-0J1WrkqsY1cMPRRkG11ui2KPypvgFzy20UMDQdqrZX3nIfwiqz-3wIlRwZwE4wV2EoDUae5LH_1iWr1JtH9Aqf2kvhL7gaN7Ia4qfVMuHHWq9QO_-iKr3pvVOvLSfF9FPGRjdxvM/s1600/Picture11.png
Transisi σ à σ* : < 180 nm
Transisi n à σ* : < 200 nm
Transisi n à π* dan π àπ* : 200-700 nm
2.      Penyerapan yang melibatkan electron d dan f
3.      Penyerapan karena perpindahan muatan

Aspek Kualitatif & Kuantitatif

1.      Aspek Kualitatif
Data spectra uv-vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi IR, NMR, dan MS, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi  / analisis kualitatif suatu senyawa tsb. Data yg diperoleh dari spektroskopi uv-vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek, ph, dan pelarut, yg kesemuanya itu dapat diperbandingkan dg data yg dapat dilihat.
2.      Aspek Kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan intensitas sinar radiasi yg diteruskan diukur besarnya. Radiasi yg diserap oleh cuplikan ditentukan dg membandingkan intensitas sinar yg diteruskan dg intensitas sinar yg diserap jika tidak ada spesies penyerap lain. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dg jumlah foton yg melalui satu satuan luas penampang perdetik.

Hukum Lambert-Beer
A = abc
A = Absorban
a = absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yg diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dg tebal dan konsentrasi larutan. Pembatasan dalam hokum ini antara lain :
·         Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
·         Penyerapan terjadi dlm suatu volume yg mempunyai penampang luas yg sama
·         Senyawa yg menyerap dalam larutan tsb tidak tergantung thd yg lain dlm larutan tsb
·         Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforesensi
·         Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Analisis kuantitatif digolongkan menjadi 3 katagori ;
a.       Analisis komponen tunggal
Prinsip : absorbansi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yg sama ; dan absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu garis lurus akan teramati sesuai dg persamaan A = abc.
b.      Analisis campuran dua macam zat
Prinsip : dilakukan pada 2 panjang gelombang yg mana masing-masing komponen tidak saling mengganggu, atau gangguan dari komponen yang lain paling kecil. Dua buah kromofor yg berbeda akan mempunyai kekuatan absorbs cahaya yang berbeda pula pd satu daerah panjang gelombang. Pengukuran dilakukan pada masing-masing larutan pada 2 panjang gelombang, sehingga diperoleh 2 persamaan hubungan antara absorbansi dg konsentrasi masing-masing komponen dapat dihitung.
c.       Analisis multi komponen

Instrumentasi

1.      Sumber sinar
Lampu deuterium à panjang gelombang 190-350 nm (uv)
Lampu halogen kuarsa atau tungsten à 350-900 nm (vis)
2.      Monokromator
Untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen-komponen panjang gelombangnya yg selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit)
3.      Sistem optic
Untuk memecah sumber sinar sehingga melewati 2 kompartemen (blanko dan sampel)