Kamis, 18 Februari 2016

Quote "di Jalan Dakwah Aku Menikah"

"pernikahan berarti mempertemukan kepentingan-kepentingan dan bukan mempertentangkannya.

Pernikahan di jalan dakwah tidak hanya disebabkan oleh karena bertemunya dua aktivis dakwah, lelaki dan perempuan, dalam mahligai pernikahan, akan tetapi bahwa anda memiliki orientasi yang kuat dan benar sejak dari awalnya akan menuntun anda melaksanakan pernikahan di jalan yang benar tersebut.

pernikahan akan bernilai dakwah apabila dijalankan sesuai tuntunan islam di satu sisi dan menimbang berbagai kemaslahatan dakwah dalam setiap langkahnya pada sisi yang lain.

inilah bagian yang sangat urgent dari sebuah pernikahan. Ia bukan saja jalan untuk mendapatkan ketenangan jiwa, menyalurkan potensi fitrah kemanusiaan, mendapatkan keturunan, akan tetapi juga bagian dari penyelesaian permasalahan dakwah, dan yang lebih dari itu semua adalah permulaan pembangunan peradaban.."

(Uzt.Cahyadi Takariawan "Di Jalan Dakwah Aku Menikah")


jadi, apa visi pernikahanmu? ;)

yang ada di antara pertemuan dan perpisahan

untuk apa sebenarnya kita dipertemukan, jika pada akhirnya nanti juga akan kembali berpisah?

hai kamu, taukah, bahwa di antara kedua hal itu, "pertemuan dan perpisahan", ada jenak masa yang menghubung.. ada waktu yang akan dilalui.. ada banyak hikmah yang patut dicari..

kita berharap dapat bertemu dalam kondisi keimanan yang baik, kemudian dapat menjalani setiap kebersamaan kita dengan proses belajar yang tak pernah berhenti, kita akan selalu bahu-membahu mencari hikmah yang terserak di sepanjang jalan dan peristiwa yang Allah sajikan bagi kita, hingga akhirnya menjadikan perpisahan kita menjadi sebaik-baiknya perpisahan, khusnul khotimah..

lagipula, bukankah sesungguhnya di suatu masa yang kekal nanti.. kita dapat saling meminta pada-Nya, untuk kembali bersama? :)


Samarinda, 18 Februari 2016

Lp

Sampai kapan kita tarbiyah?

Dalam sebuah kesempatan bertemu dengan para calon mentor di sebuah fakultas beberapa hari yang lalu, ada sebuah kalimat yang terucap begitu saja dari lisan saya setelah pemberian materi dan berlanjut pada sesi diskusi, 



“proses tarbiyah kita ini tidak terbatas oleh apapun, lakukan sepenuh hati sepanjang yang kita mampu.. 

Ah bukan, ada satu hal yang membatasinya, yaitu waktu yang kita punya, waktu hidup kita di dunia.. 
Maka teruslah menjalani proses tarbiyah ini, hingga Allah yang memutuskan kapan kita harus berhenti.”


2005-2016

tak terasa, 11 tahun telah berlalu.. 

Semoga masih bisa terus belajar, berproses menjadi lebih baik, hingga waktu yang Allah tetapkan bagi saya untuk kembali kepada-Nya.. 

yang membatasi proses belajar kita hanya ada 1, waktu hidup kita di dunia..



Samarinda, 18 Februari 2016

Lp