Rabu, 03 September 2014

Pilihan

Sebuah nilai, terkadang didapatkan seseorang pada jenjang kehidupan yang berbeda dengan orang lain. Kita tidak pernah tau kapan kita akan belajar sesuatu di kemudian hari. Kita tidak pernah bisa memprediksi nilai apa yang akan kita dapatkan ketika 10 atau 20 tahun lagi. Atas pilihan A yang kita yakini, akan ada nilai yang berbeda ketika mungkin dulu kita memutuskan pada pilihan B atau C..

Maka saya pikir sebenarnya tidak ada yang mutlak salah dengan pilihan-pilihan sepanjang hidup kita. Tentu saja ini di luar konteks "haq dan bathil" yang sudah jelas dalam aturan agama.

Sadar atau tidak, kita selalu dihadapkan pada beragam pilihan yang masing-masing bisa saja membawa kita pada skenario yang berbeda pula, dan pada akhirnya akan membawa kita pada kesimpulan-kesimpulan atau nilai yang bisa saja berbeda.

Saya kemudian teringat sebuah hadist yang mengatakan, "hikmah adalah milik setiap muslim yang hilang, dimana saja ia menemukannya maka ia berhak mengambilnya." (HR.Tirmidzi).

Maka jangan pernah takut melangkah ketika suatu ketika kita dihadapkan pada percabangan yang harus kita pilih kemana kita akan melanjutkan perjalanan. Dan sebaliknya, jangan pernah pula begitu mudah menentukan pilihan-pilihan hidup kita tanpa memikirkan baik-baik setiap konsekuensinya.

Percayalah, pilihan yang berbeda akan membawa kita pada petualangan hidup yang berbeda, dan dalam setiap petualangan itu akan tersebar nilai-nilai yang berbeda pula. Ini pintu ikhtiar kita sebagai manusia, saatnya memanfaatkan potensi akal dan nurani yang Allah beri. Dalam setiap pilihan ada niat, strategi, dan yang terberat (bagi saya) adalah konsekuensi. Tapi Allah Maha Baik, karena di pilihan manapun itu, selalu ada hikmah luar biasa yang Ia siapkan. Tinggal kitanya saja yang jeli atau tidak dalam melihatnya.

Itu poinnya, kejelian manusia dalam memahami hikmah adalah yang menjadikan setiap orang mendapatkan nilai-nilai yang berbeda pula pada jenjang hidup mereka.

Dan kemudian saya mulai memahami, sebenarnya Allah hanya ingin kita senantiasa berpikir.. itu saja. Berpikir yang menuntun kita pada pilihan baik di atas banyak pilihan lain yang bisa saja tampah waah tapi berdampak buruk. Berpikir sebelum bertindak, agar setiap langkah kita selanjutnya akan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Agar tidak ada lagi ucapan, "seadainya dulu aku.. kalau saja waktu itu.." Berpikir dengan lebih jeli pada setiap hal yang kita jalani.

Hikmah tidak akan datang terlambat bagi mereka yang senantiasa berpikir, inshaa Allah.. :)

.......................................

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya, dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keEsaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS.2:164)

"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS.3:191)

"Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?" (QS.19:67)

 "Maka apakah kamu tidak memikirkan?" (QS.37:155)




Bandung, 31 Mei 2014


Lia Puspitasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar