D. Proses Isolasi
· Pomade
Pomade didapatkan melalui proses enflurasi, yaitu
metode ekstraksi lemak dingin. Lemak disebar pada wadah kaca yang dibingkai
kayu, sehingga ada batas bingkainya. Bingkai tersebut dinamakan chassis. Permukaan absorbsi dari lemak
bisa ditambah dengan membuat cekungan menggunakan spatula kayu.
Bunga segar disebarkan pada permukaan lemak, dan chassis yang telah ditaburi bunga
ditumpuk dan dibiarkan beberapa hari. Setelah beberapa w, maka bunga yang telah
disebar diambil diambil dari permukaan lemak dan disebarkan lagi bunga yang
baru. Proses ini dilakukan terus sampai lemak mengandung minyak atsiri yang
ditandai dengan adanya bau bunga pada lemak, maka pomade didapatkan.
· Resinoid
Resinoid didapatkan dengan cara ekstraksi bubuk
simplisia menggunakan pelarut nonpolar seperti petroleum eter. Simplisia dimasukkan ke dalam
ekstraktor dan selanjutnya pelarut organik dipompakan ke dalam ekstraktor.
Pelarut organik akan masuk ke dalam ekstraktor. Pelarut organik akan menembus
ke dalam jaringan simplisia dan akan melarutkan minyak. Proses tersebut diulang
sampai bahan kering jenuh. Minyak atsiri yang telah bercampur dengan pelarut
kemudian dipisahkan dengan vakum evaporator.
· Concrete dan
Absolut
Teknologi minyak atsiri saat ini berkembang pada
industri skala kecil adalah penyaringan. Namun teknologi ini banyak
kelemahannya karena minyak atsiri yang mengandung ester terhidrolisis karena
adanya air dan panas. Untuk mengatasi kedala tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
dengan menggunakan ekstraksi solvent
(pelarut menguap). Ada 2 syarat agar pelarut dapat digunakan di dalam proses
ekstraksi, yaitu pelarut tersebut harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan
yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus dapat terpisah dengan cepat
setelah pengocokan. Dalam pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah
toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar, rendahnya suhu
kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan biaya reaktivitas (William,
1981).
Pada bahasan berikut
akan dijelaskan dengan contoh ekstraksi minyak atsiri Mawar dengan prosedur
sebagai berikut:
1.
Ekstraksi bunga mawar dengan menggunakan
pelarut organik.
2.
Dalam ekstraksi, dilakukan pengadukan
3-4 kali selama 3 menit per jam secara manual, kemudian ditutup dan dibiarkan
selama 12 jam.
3.
Kemudian larutan dipisahkan dengan cara
penyaringan dan pemerasan, sehingga diperoleh ampas dan ekstrak bunga mawar.
4.
Untuk memperoleh concrete dan absolut mawar, dilakukan penguapan pelarut kembali
menggunakan peralayan evaporator vakum berputar pada suhu 35-40°C dan tekanan
550mmHg (untuk memisahkan minyak mawar yang bercampur dengan fraksi lilin dan
pelarut), dan diperoleh concrete
(produk minyak mawar yang masih bercampur dengan lilin).
5.
Concrete
diekstraksi dengan penambahan etanol 96% pada suhu 50-60°C dandiaduk selama 20
menit pada kecepatan 500 rpm pada suhu 30°C untuk memisahkan lilin, kemudian
disaring (unuk memisahkan fraksi lilin dengan larutan minyak mawar dalam
etanol). Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga larutan mendekati jernih
sampai diperoleh minyak mawar dan etanol.
6.
Larutan tersebut dididnginkan pada suhu
0-10°C selama 1 hari, agar larutan minyak mawar dalam etanol bebas fraksi
lilin.
7.
Kemudian disaring berulang-ulang hingga
larutan menjadi jernih sehingga lilin yang masih tersisa mengendap.
8.
Larutan yang diperoleh ini disebut
absolut mawar yang berupa minyak sebagai bahan baku parfum atau kosmetika.
E. Aktivitas Biologis
Sistem Syaraf Pusat
Pemberian senyawa
aromaterapi melalui inhalasi akan langsung memberikan efek terhadap sitem
syaraf pusat dan mempengaruhi kesetimbangan korteks serebri serta syaraf-syaraf
yang terdapat pada otak. Fragrance yang diberikan secara inhalasi akan
merangsang sistem olfactory yang dikendalikan oleh sistem syaraf pada hewan dan
manusia, sehingga sistem syaraf memberikan perintah kepada struktur otak untuk
meresponnya. Saat senyawa aroma dihirup, senyawa tersebut dengan cepat
berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang syaraf pada sistem
olfactory, kemudian sistem ini akan merangsang syaraf-syaraf pada otak di bawah
kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999).
Secara sederhana efek
farmakologi dan aromaterapi pada sistem syaraf pusat dapat disimpulkan melalui
dua jalur. Jalur yang pertama disebut jalur langsung dimana senyawa yang
terinhalasi dengan segera dibawa oleh darah untuk disuplai ke otak, sedangkan
jalur kedua adalah jalur tidak langsung dimana senyawa, fragrance yang terhisap
dibawa melalui jalur olfactory nervus sebelum dibawa ke otak (Muchtaridi,2003).
Depresi
SSP
Senyawa aromaterapi
memberikan mekanisme bahwa molekul-molekul yang terinhalasi dikirim melalui
hidung ke sistem saraf olfactory dalam
limbic di bawah korteks serebral kemudian senyawa ini bekerja pada metabolisme
monoamin dengan cara memblok enzim monoaminooksidase dan meningkatkan
konsentrasi monoamin di sistem sayaraf pusat. Mekanisme lainnya adalah
penghambatan pada pengambilan kembali serotonin yang akan memperbaiki mood
(Muchtaridi, 2003).
Antibakteri
Mekanisme antibakteri
minyak atsiri telah dijelaskan oleh Gattefose. Menurutnya, minyak atsiri
memiliki kemampuan untuk membersihkan udara yang kita hirup. Ketika minyak ini
berdifusi di dalam ruangan, senyawa ini melepaskan molekul oksigen ke atmosfir
dimana molekul tersebut tersuspensi selama beberapa jam untuk membunuh bakteri,
jamur, menghilangkan debu, dan menjadikan udara lebih segar dengan harum alami.
Sifat minyak atsiri tersebut memungkinkan kita untuk menghirup udara yang
bersih dari debu, antibakteri, antijamur, antivirus dan antiseptik.
Antioksidan
Siurin dan Lee et al menelusuri aktivitas antioksidan
dari aromaterapi. Siurin mempelajari aktivitas minyak atsiri seperti lavender,
rosemary, basil, eucalyptus. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak lavender
memberikan pengaruh positif dengan mengembalikan tingkat total lipid.dalam
menghambat lipid peroksidasi dengan menggunakan sampel darah 150 pasien penderita
bronkritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar