AROMATERAPI
A.
Definisi
dan Manfaat Aromaterapi
Aromaterapi
didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari wangi-wangian (fragrance)
dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan, jadi secara ilmiah
diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki pengaruh terhadap fisiologis manusia.
Buchbauer menetapkan definisi universal untuk aromaterapi, yaitu terapi
menggunakan senyawa aromatik atau senyawa yang mudah menguap (volatile)
untuk mengobati, mengurangi atau mencegah suatu penyakit, infeksi dan
kegelisahan dengan cara menghirupnya (Muchtaridi, 2003).
Buckle (2002)
mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian minyak esensial
untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno
menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun
rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli
aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan yang
positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi, memar, dan
stress.
Aromaterapi adalah
terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu
memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta
menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam,
mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit,
2002).
Terapi aroma
(Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/memanfaatkan
minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan,
pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai
dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari
tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang atau
ranting, buah, biji dan lainnya) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi
(Hutasoit, 2002).
Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial
konsentrasi tinggi yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan diberikan melalui massage, inhalasi, dicampur ke dalam air
mandi, untuk kompres melalui membran mukosa dalam bentuk perisarium atau supositoria
dan terkadang dalam bentuk murni. Meskipun aroma memegang peranan penting
dalam mempengaruhi alam perasaan, sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam
berbagai jenis minyak yang bekerja secara farmakologis dan kerjanya dapat
ditingkatkan dengan jenis metode pemberiannya, terutama massage (Andrew, 2009).
Aromaterapi menurut
Agusta (2002) adalah salah satu pengobatan penyakit dengan menggunakan
bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih,
dan enak yang disebut minyak atsiri.
Pengertian tentang
aroma terapi juga dikemukakan oleh beberapa pendapat di antaranya menurut
Roemantyo dan Harini (1999) yang menjelaskan bahwa aromaterapi merupakan
aplikasi terapi yang menggunakan aroma atau wewangian segar yang diperoleh dari
beberapa jenis tumbuhan. Kemudian Rachmi Primadiati seorang dokter ahli
kecantikan dan aromatologi mengemukakan bahwa aroma terapi itu satu teknik
terapi yang menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan dengan cara dihirup,
diminum, dioleskan, atau dipijatkan (Lina, 2010).
Tujuan
aromaterapi
Tujuan
dari minyak aroma terapi adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
tubuh, pikiran, dan jiwa. Sekarang ini, semakin banyak digunakan
untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kecantikan, dari mulai perawatan hingga
penyembuhan (Jim, 2013).
Manfaat
aromaterapi
1.
Membantu
meringankan Stress
Senyawa aromatik dari berbagai minyak
esensial yang berbeda dikenal sebagai relaksan dan bisa membantu untuk
menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan. Beberapa minyak esensial
terbaik untuk menghilangkan stres adalah minyak lemon, minyak esensial
lavender, bergamot, peppermint, vetiver, dan ylang. Beberapa
studi telah menunjukkan bahwa minyak lemon bisa meningkatkan mood dan
mengurangi kemarahan (Yuli, 2014).
2.
Antidepresan
Aromaterapi juga sangat umum digunakan
untuk menghilangkan perasaan depresi, karena efek sampingnya lebih ringan
daripada antidepresan farmasi. Sementara aromaterapi berguna untuk pengobatan,
psikiater juga tetap diperlukan untuk menilai apakah depresi masih berlanjut
atau memburuk. Minyak esensial yang digunakan untuk mengurangi depresi yang
banyak disarankan ahli adalah minyak peppermint, chamomile, lavender, dan
melati (Yuli, 2014).
3.
Meningkatkan
memori
Alzheimer masih dianggap sebagai
penyakit yang tak tersembuhkan, namun ada cara tertentu untuk mengurangi atau
memperlambat perkembangannya. Aromaterapi juga sering menjadi sebagai
alternatif untuk pengobatan tambahan bagi pasien demensia Alzheimer. Studi
telah menunjukkan khasiat aromaterapi pada pasien yang lebih muda dapat
meningkatkan kapasitas memori mereka dalam jangka waktu tertentu setelah
perawatan. Minyak Sage adalah minyak yang paling sering direkomendasikan untuk
efek meningkatkan memori (Yuli, 2014).
4.
Meningkatkan
jumlah Energi
Stimulan seperti kafein, nikotin, pil
energi, atau zat lain bisa menmberikan efek yang sangat merusak pada tubuh,
sedangkan diet dan olahraga juga meningkatkan kesehatan tubuh, namun banyak
orang menggunakan aromaterapi untuk memperoleh sedikit rasa lebih semangat.
Banyak minyak esensial yang dikenal berguna untuk meningkatkan sirkulasi darah,
meningkatkan energi, dan merangsang tubuh dan pikiran tanpa efek samping yang
berbahaya. Minyak esensial yang terbaik untuk mendorong energi termasuk lada
hitam, kapulaga, kayu manis, minyak cengkeh,
angelica, melati, pohon teh, dan rosemary (Yuli, 2014).
5.
Penyembuhan
dan Pemulihan
Banyak minyak esensial yang bermanfaat
untuk menstimulasi peningkatan penyembuhan luka atau penyakit. Hal ini bisa
disebabkan oleh karena peningkatan aliran oksigen dan peredaran darah kepada
luka yang perlu disembuhkan. Sifat anti mikroba dari minyak esensial tertentu
juga bisa menjaga tubuh terlindungi selama tahap penyembuhan. Beberapa minyak
esensial yang paling populer untuk mempercepat proses penyembuhan termasuk
lavender, calendula, rosehip, everlasting, dan minyak buckthorn. Sejumlah orang
bahkan menggunakan aromaterapi lebih dari sekedar menyembuhkan luka, tapi juga
untuk mengurangi tingkat keparahan dan ketidaknyamanan karena masalah kulit
seperti psoriasis dan eksim (Yuli, 2014).
6.
Sakit
kepala
Aromaterapi bisa menjadi solusi yang
bagus untuk menghilangkan sakit kepala, sekaligus mengurangi stres,
kecemasan, atau untuk mencegah sakit kepala. Beberapa minyak esensial yang
terkait dapat mengurangi sakit kepala dan migrain adalah peppermint,
eucalyptus, minyak esensial
cendana, dan minyak rosemary. Pasien juga dapat mencampur
minyak ini dengan minyak pembawa dan menyebarkannya ke kulit, kulit kepala,
leher, dan pelipis. Beberapa minyak pembawa terbaik untuk sakit kepala termasuk
minyak almond, alpukat, kelapa, aprikot, dan minyak wijen (Yuli, 2014).
7.
Mengatasi
Insomnia
Kurang tidur bisa memperburuk atau
menyebabkan sejumlah masalah medis, serta dapat menyebabkan rasa lelah dan
kurang berenergi. Denngan demikian, aromaterapi bisa membantu untuk mengatasi
masalah sulit tidur atau insomnia, sehingga bisa tidur lelap dan berkualitas.
Beberapa minyak esensial terbaik untuk mengatasi gangguan insomnia termasuk
lavender, chamomile, melati, benzoin, neroli, mawar, cendana, dan minyak
esensial ylang ylang (Yuli, 2014).
8.
Sistem
kekebalan tubuh
Sebagian besar medis mengatakan,
aromaterapi bisa memberikan peningkatan sistem kekebalan tubuh jika digunakan
dengan benar. Efek antimikroba, efek anti jamur atau antibakteri dari minyak
esensial aromaterapi dapat melindungi dari sejumlah penyakit dan infeksi.
Beberapa minyak yang paling efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
termasuk oregano, kemenyan, lemon, peppermint, kayu manis, dan minyak esensial
eucalyptus (Yuli, 2014).
9.
Menghilangkan
rasa nyeri
Analgesik yang biasa digunakan untuk
mengobati rasa nyeri memiliki banyak efek samping pada tubuh. Nyeri
adalah salah satu kondisi umum yang bisa diatasi dengan aromaterapi.
Minyak esensial termasuk lavender, chamomile, clary sage, juniper, kayu putih,
rosemary, dan minyak peppermint bisa digunakan untuk tujuan menghilangkan rasa
nyeri (Yuli, 2014).
10. Pencernaan
Masalah pencernaan tertentu dapat
diobati dengan aromaterapi, seperti meringankan sembelit, gangguan pencernaan,
kembung, dan mempercepat metabolisme sehingga makanan bisa lebih cepat dicerna.
Minyak esensial jeruk biasanya yang terbaik untuk mengobati kondisi pencernaan,
termasuk lemon. Tetapi ada juga beberapa studi yang menyarankan jahe, adas,
chamomile, clary sage, dan lavender (Yuli, 2014).
B. Sumber
Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman
yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.
Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di
berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi
minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.
Bunga
Bagian bunga dari tumbuhan merupakan pusat metabolisme
yang paling kuat untuk proses tumbuhnya tumbuhan dan berperan sebagai
organogenesis bagi setiap tumbuhan. Sebagai pusat dari segala aktivitas kerja
pada tumbuhan, minyak esensial yang berasal dari bagian bunga-misalnya bunga
mawar dan chamomile-mempunyai kekuatan penyembuhan yang berkualitas tinggi.
Daun
Bentuk kekuatan lain dari tanaman berasal dari bagian
daun. Daun yang warnanya hijau mempunyai kekuatan yang lebih baik dibandingkan
daun lainnya yang warnanya bukan hijau. Daun merupakan bagian tumbuhan yang
dapat menjaga keserasian lingkungannya dan mempunyai sumber kekuatan untuk
memekarkan bunga. Bagian daun ini sangan berkaitan erat dengan kepala sebagai
pusat fungsi saraf pada tubuh manusia.
Akar, Kulit, dan Batang
Akar merupakan pusat makanan
bagi tumbuhan yang mencerna dan mengolah sumber-sumber mineral dari
lapisan bumi. Sebagaimana usus pada manusia yang mencerna makanan, akar juga
merupakan pusat penyimpanan energi dari hasil fotosintesa dalam bentuk gula,
protein, dan lemak sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Dengan kata
lain akar merupakan pusat regenerasi suatu tumbuhan. Bagian akar dan kulit kayu
dapat menghasilkan minyak eter yang mempunyai efek kerja simpatikus dan seperti
hormon estrogen. Selain itu, minyak esensial yang berasal dari akar juga
mempunyai aktivitas untuk membantu anabolisme dan merupakan suatu
biokatalisator pada lapisan intrasel.
Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis
tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah
digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
Berikut
adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia :
1.
Akar : Akar Wangi, Kemuning
2.
Daun : Nilam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu
Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit,
Selasih, Kemangi.
3.
Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi,
Kosambi.
4.
Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
5.
Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka
Kuning, Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
6.
Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan,
Sintok
7.
Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
8.
Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas,
Lempuyang Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri.
9.
Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala,
Trawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar