Selasa, 30 September 2014

Aromaterapi 1



AROMATERAPI

A.    Definisi dan Manfaat Aromaterapi
Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan, jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi universal untuk aromaterapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatik atau senyawa yang mudah menguap (volatile) untuk mengobati, mengurangi atau mencegah suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara menghirupnya (Muchtaridi, 2003).
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian minyak esensial untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan yang positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi, memar, dan stress.
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit, 2002).
Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang atau ranting, buah, biji dan lainnya) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi (Hutasoit, 2002).
Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial konsentrasi tinggi yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan diberikan melalui massage, inhalasi, dicampur ke dalam air mandi, untuk kompres melalui membran mukosa dalam bentuk perisarium atau supositoria dan terkadang dalam bentuk murni. Meskipun aroma memegang peranan penting dalam mempengaruhi alam perasaan, sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam berbagai jenis minyak yang bekerja secara farmakologis dan kerjanya dapat ditingkatkan dengan jenis metode pemberiannya, terutama massage (Andrew, 2009).
Aromaterapi menurut Agusta (2002) adalah salah satu pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut minyak atsiri.
Pengertian tentang aroma terapi juga dikemukakan oleh beberapa pendapat di antaranya menurut Roemantyo dan Harini (1999) yang menjelaskan bahwa aromaterapi merupakan aplikasi terapi yang menggunakan aroma atau wewangian segar yang diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan. Kemudian Rachmi Primadiati seorang dokter ahli kecantikan dan aromatologi mengemukakan bahwa aroma terapi itu satu teknik terapi yang menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan dengan cara dihirup, diminum, dioleskan, atau dipijatkan (Lina, 2010).

Tujuan aromaterapi
Tujuan dari minyak aroma terapi adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sekarang ini, semakin banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kecantikan, dari mulai perawatan hingga penyembuhan (Jim, 2013).

Manfaat aromaterapi
1.      Membantu meringankan Stress
Senyawa aromatik dari berbagai minyak esensial yang berbeda dikenal sebagai relaksan dan bisa membantu untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan. Beberapa minyak esensial terbaik untuk menghilangkan stres adalah minyak lemon, minyak esensial lavender, bergamot, peppermint, vetiver, dan ylang. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa minyak lemon bisa meningkatkan mood dan mengurangi kemarahan (Yuli, 2014).

2.      Antidepresan
Aromaterapi juga sangat umum digunakan untuk menghilangkan perasaan depresi, karena efek sampingnya lebih ringan daripada antidepresan farmasi. Sementara aromaterapi berguna untuk pengobatan, psikiater juga tetap diperlukan untuk menilai apakah depresi masih berlanjut atau memburuk. Minyak esensial yang digunakan untuk mengurangi depresi yang banyak disarankan ahli adalah minyak peppermint, chamomile, lavender, dan melati (Yuli, 2014).

3.      Meningkatkan memori
Alzheimer masih dianggap sebagai penyakit yang tak tersembuhkan, namun ada cara tertentu untuk mengurangi atau memperlambat perkembangannya. Aromaterapi juga sering menjadi sebagai alternatif untuk pengobatan tambahan bagi pasien demensia Alzheimer. Studi telah menunjukkan khasiat aromaterapi pada pasien yang lebih muda dapat meningkatkan kapasitas memori mereka dalam jangka waktu tertentu setelah perawatan. Minyak Sage adalah minyak yang paling sering direkomendasikan untuk efek meningkatkan memori (Yuli, 2014).

4.      Meningkatkan jumlah Energi
Stimulan seperti kafein, nikotin, pil energi, atau zat lain bisa menmberikan efek yang sangat merusak pada tubuh, sedangkan diet dan olahraga juga meningkatkan kesehatan tubuh, namun banyak orang menggunakan aromaterapi untuk memperoleh sedikit rasa lebih semangat. Banyak minyak esensial yang dikenal berguna untuk meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan energi, dan merangsang tubuh dan pikiran tanpa efek samping yang berbahaya. Minyak esensial yang terbaik untuk mendorong energi termasuk lada hitam, kapulaga, kayu manis, minyak cengkeh, angelica, melati, pohon teh, dan rosemary (Yuli, 2014).

5.      Penyembuhan dan Pemulihan
Banyak minyak esensial yang bermanfaat untuk menstimulasi peningkatan penyembuhan luka atau penyakit. Hal ini bisa disebabkan oleh karena peningkatan aliran oksigen dan peredaran darah kepada luka yang perlu disembuhkan. Sifat anti mikroba dari minyak esensial tertentu juga bisa menjaga tubuh terlindungi selama tahap penyembuhan. Beberapa minyak esensial yang paling populer untuk mempercepat proses penyembuhan termasuk lavender, calendula, rosehip, everlasting, dan minyak buckthorn. Sejumlah orang bahkan menggunakan aromaterapi lebih dari sekedar menyembuhkan luka, tapi juga untuk mengurangi tingkat keparahan dan ketidaknyamanan karena masalah kulit seperti psoriasis dan eksim (Yuli, 2014).

6.      Sakit kepala
Aromaterapi bisa menjadi solusi yang bagus untuk menghilangkan sakit kepala, sekaligus  mengurangi stres, kecemasan, atau untuk mencegah sakit kepala. Beberapa minyak esensial yang terkait dapat mengurangi sakit kepala dan migrain adalah peppermint, eucalyptus, minyak esensial cendana, dan minyak rosemary. Pasien juga dapat mencampur minyak ini dengan minyak pembawa dan menyebarkannya ke kulit, kulit kepala, leher, dan pelipis. Beberapa minyak pembawa terbaik untuk sakit kepala termasuk minyak almond, alpukat, kelapa, aprikot, dan minyak wijen (Yuli, 2014).

7.      Mengatasi Insomnia
Kurang tidur bisa memperburuk atau menyebabkan sejumlah masalah medis, serta dapat menyebabkan rasa lelah dan kurang berenergi. Denngan demikian, aromaterapi bisa membantu untuk mengatasi masalah sulit tidur atau insomnia, sehingga bisa tidur lelap dan berkualitas. Beberapa minyak esensial terbaik untuk mengatasi gangguan insomnia termasuk lavender, chamomile, melati, benzoin, neroli, mawar, cendana, dan minyak esensial ylang ylang (Yuli, 2014).

8.      Sistem kekebalan tubuh
Sebagian besar medis mengatakan, aromaterapi bisa memberikan peningkatan sistem kekebalan tubuh jika digunakan dengan benar. Efek antimikroba, efek anti jamur atau antibakteri dari minyak esensial aromaterapi dapat melindungi dari sejumlah penyakit dan infeksi. Beberapa minyak yang paling efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh termasuk oregano, kemenyan, lemon, peppermint, kayu manis, dan minyak esensial eucalyptus (Yuli, 2014).

9.      Menghilangkan rasa nyeri
Analgesik yang biasa digunakan untuk mengobati rasa nyeri memiliki banyak efek samping pada tubuh.  Nyeri adalah salah satu kondisi umum yang  bisa diatasi dengan aromaterapi. Minyak esensial termasuk lavender, chamomile, clary sage, juniper, kayu putih, rosemary, dan minyak peppermint bisa digunakan untuk tujuan menghilangkan rasa nyeri (Yuli, 2014).

10.  Pencernaan
Masalah pencernaan tertentu dapat diobati dengan aromaterapi, seperti meringankan sembelit, gangguan pencernaan, kembung, dan mempercepat metabolisme sehingga makanan bisa lebih cepat dicerna. Minyak esensial jeruk biasanya yang terbaik untuk mengobati kondisi pencernaan, termasuk lemon. Tetapi ada juga beberapa studi yang menyarankan jahe, adas, chamomile, clary sage, dan lavender (Yuli, 2014).

B.  Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.

Bunga
Bagian bunga dari tumbuhan merupakan pusat metabolisme yang paling kuat untuk proses tumbuhnya tumbuhan dan berperan sebagai organogenesis bagi setiap tumbuhan. Sebagai pusat dari segala aktivitas kerja pada tumbuhan, minyak esensial yang berasal dari bagian bunga-misalnya bunga mawar dan chamomile-mempunyai kekuatan penyembuhan yang berkualitas tinggi.

Daun
Bentuk kekuatan lain dari tanaman berasal dari bagian daun. Daun yang warnanya hijau mempunyai kekuatan yang lebih baik dibandingkan daun lainnya yang warnanya bukan hijau. Daun merupakan bagian tumbuhan yang dapat menjaga keserasian lingkungannya dan mempunyai sumber kekuatan untuk memekarkan bunga. Bagian daun ini sangan berkaitan erat dengan kepala sebagai pusat fungsi saraf pada tubuh manusia.

Akar, Kulit, dan Batang
Akar merupakan pusat makanan bagi tumbuhan yang mencerna dan mengolah sumber-sumber mineral  dari lapisan bumi. Sebagaimana usus pada manusia yang mencerna makanan, akar juga merupakan pusat penyimpanan energi dari hasil fotosintesa dalam bentuk gula, protein, dan lemak sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain akar merupakan pusat regenerasi suatu tumbuhan. Bagian akar dan kulit kayu dapat menghasilkan minyak eter yang mempunyai efek kerja simpatikus dan seperti hormon estrogen. Selain itu, minyak esensial yang berasal dari akar juga mempunyai aktivitas untuk membantu anabolisme dan merupakan suatu biokatalisator pada lapisan intrasel.
Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia :
1.      Akar : Akar Wangi, Kemuning
2.      Daun : Nilam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Selasih, Kemangi.
3.      Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
4.      Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
5.      Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka Kuning, Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
6.      Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
7.      Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
8.      Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri.
9.      Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar