Selasa, 18 September 2012

Finally.. Immiscible Solvents (Tugas Pemisahan Analitik) ^^/


Ketercampuran atau misibilitas (miscibility) zat adalah kemampuan suatu zat untuk larut dalam zat lain. Misibilitas ini sering kali dikaitkan dengan zat dalam fase cair sehingga secara lebih khusus misibilitas didefinisikan sebagai kemampuan dua cairan yang berbeda untuk larut satu dalam yang lain. Sementara itu, immiscible solvents, yaitu cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain, biasanya digunakan dalam proses ekstraksi senyawa kimia, dimana senyawa tertentu dapat dipisahkan dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan di antara pelarut air dan pelarut lipofilik.
Berikut merupakan beberapa contoh pelarut beserta sifat immisibilitas nya.
Tabel 1. immiscibility solvents
Solvents
Immiscibility
Acetone
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
Acetonitrile
cyclohexane, heptane, hexane, pentane, 2,2,4-trimethylpentane
carbon tetrachloride
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
Chloroform
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
Cyclohexane
acetonitrile, dimethyl formamide, dimethyl sulfoxide, methanol, water
1,2-dichloroethane
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
Dichloromethane
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
diethyl ether
dimethyl sulfoxide, water
dimethyl formamide
cyclohexane, heptane, hexane, pentane, 2,2,4-trimethylpentane, water
dimethyl solfoxide
cyclohexane, heptane, hexane, pentane, 2,2,4-trimethylpentane, diethyl ether
1,4-dioxane
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
Ethanol
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
ethyl acetate
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
Heptanes
acetonitrile, dimethyl formamide, dimethyl sulfoxide, methanol, water
Hexane
acetonitrile, dimethyl formamide, dimethyl sulfoxide, methanol, acetic acid, water
Methanol
cyclohexane, heptane, hexane, pentane, 2,2,4-trimethylpentane
methyl-tert-butyl ether
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
Pentane
acetonitrile, dimethyl formamide, dimethyl sulfoxide, methanol, water, acetic acid
1-propanol
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
2-propanol
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
Tetrahydrofuran
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left
Toluene
can be mixed with any of the solvents listed in the column at left except water
2,2,4-trimethylpentane
acetonitrile, dimethyl formamide, dimethyl sulfoxide, methanol, water
Water
carbon tetrachloride, chloroform, cyclohexane, 1,2-dichloroethane, dichloromethane, diethyl ether, dimethyl formamide, ethyl acetate, heptane, hexane, methyl-tert-butyl ether, pentane, toluene, 2,2,4-trimethylpentane

Alasan mendasar yang membuat beberapa cairan tidak dapat bercampur satu sama lain adalah sifat cairan tersebut yang kompleks dan antar molekulnya yang sulit dipisahkan. Dua cairan tidak dapat saling bercampur ketika memiliki sifat dasar yang berbeda. Jika sifat keduanya sama, maka dapat terjadi pencampuran. Jika sifat keduanya hampir sama, maka bisa terjadi pencampuran / tidak terjadi pencampuran. Segala sesuatunya bergantung kepada sifat dasar masing-masing cairan tersebut.
Misibilitas tergantung pada tiga macam interaksi atau gaya tarik, yaitu interaksi antara zat terlarut dengan zat terlarut (solute-solute interaction), interaksi antara pelarut dan pelarut (solvent-solvent interaction), dan interaksi antara zat terlarut dan pelarut (solute-solvent interaction). Misibilitas antara dua macam zat bertambah besar dengan semakin kuatnya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut. Sebaliknya, misibilitas dua macam zat akan berkurang dengan semakin kuatnya interaksi antara zat terlarut dan zat terlarut serta interaksi antara pelarut dengan pelarut.
Beberapa jenis interaksi antar molekul bekerja dengan mekanisme sebagai penolong atau perintang campuran cairan tersebut, dan hasilnya bergantung kepada interaksi mana yang lebih dominan. Jika dominan menolong, maka akan terjadi campuran kedua macam cairan. Namun jika dominan merintangi, maka yang terjadi adalah kedua cairan tidak dapat bercampur. Sering kali timbul bidang batas antar dua permukaan cairan tersebut di dalam wadah.
Contoh hubungan antara misibilitas dengan kekuatan tiga macam interaksi atau gaya antar molekul tersebut diberikan pada Tabel 2 :
 Tabel 2. Contoh Misibilitas Pelarut
Contoh Zat
Misibilitas
Pelarut
Sifat
Zat Terlarut
Sifat
Minyak
Non Polar
Minyak
Non Polar
Larut Sempurna
Air
Polar
Alkohol
Polar
Larut Sempurna
Air
Polar
Minyak
Non Polar
Hampir Tidak Larut
HCl
Polar
HCl
Polar
Larut Sempurna
C6H14
Non Polar
Sukrosa
Polar
Hampir Tidak Larut

Air disebut sebagai cairan polar, karena molekulnya memiliki dua kutub (satu positif dan satu negatif). Sementara minyak tidak memiliki sifat seperti ini, maka keduanya tidak dapat bersatu. Contoh lainnya adalah gasoline dan minyak. Kedua cairan ini sama-sama memiliki sifat non-polar. Maka keduanya dapat bercampur satu sama lain. Selanjutnya, antara alkohol dan air yang sama-sama bersifat polar sehingga dapat bercampur. Kesimpulannya, kepolaran menentukan miscible / immiscible antar cairan.
Dua zat cenderung larut sempurna apabila: (1) baik zat terlarut maupun pelarut bersifat nonpolar; atau (2) baik zat terlarut maupun pelarut bersifat polar. Hal ini tejadi karena gaya antar molekul antara senyawa-senyawa sejenis cenderung memiliki kekuatan yang sama. Kecenderungan ini menyebabkan munculnya kaidah “like dissolves like”.
Melihat sifat kepolaran suatu zat / senyawa dapat diketahui dari struktur kimia zat tersebut dan juga konstanta dielektriknya. Suatu senyawa yang memiliki rantai alifatik dan inti aromatik tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga sukar larut dalam pelarut air. Semakin panjang rantai alifatik atau semakin banyak inti aromatik suatu senyawa, maka kepolarannya berkurang.
Pelarut yang memiliki konstanta dielektrik yang besar adalah pelarut yang bersifat polar. Sedangkan pelarut yang memiliki konstanta dielektrik yang kecil bersifat non polar. Konstanta dielektrik merupakan tetapan yang melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa).
Senyawa hidrofobik dapat meningkat kelarutannya dalam air dengan adanya perubahan konstanta dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan penambahan pelarut lain (kosolven). Konstanta dilektrik dari suatu sistem pelarut campur adalah merupakan jumlah hasil perkalian fraksi pelarut dengan konstanta dielektrik masing-masing pelarut dari sistem pelarut campur tersebut.
Berikut beberapa contoh pelarut dan nilai konstanta dielektriknya :
Table 3. Harga Konstanta Dielektrik
Pelarut
Molekul
Konstanta Dielektrik
Air
H2O
78
Asam Format
HCOOH
59
Asetonitril
CH3CN
38
Metanol
CH3OH
33
Etanol
C2H5OH
25
Aseton
CH3COCH3
21
Kloroform
CHCl3
4,8
Asam Asetat
CH3COOH
6,1
Dietil eter
(C2H5)2O
4,3
Benzena
C6H6
2,3
Karbontetraklorida
CCl4
2,2
Heksana
CH3(CH2)CH3
1,9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar