Rabu, 06 Juni 2012

Apakah Kita Sudah Tarbiyah?

Kita telah tarbiyah, jika..

1.) Terbuka terhadap Perubahan

Kita telah tarbiyah ketika kita mengembangkan sikap terbuka terhadap perubahan. Hasil akhir dari semua proses pembelajaran adalah perubahan, termasuk tarbiyah. Hasil akhir dari tarbiyah adalah adanya perubahan. Dalam beberapa kasus, insan tarbiyah "terlanjur" besar dalam kondisi tertentu dan sulit berubah ketika kondisi telah berbeda. Perasaan telah menjadi sesuatu / seseorang yang besar itulah yang membunuh tujuan akhir dari tarbiyah..
Sudahkah kita tarbiyah?

2.) Mampu Bersikap Tegas dan Menghindarkan Diri dari Sikap Agresif

Kita tarbiyah ketika menjadi manusia yang tegas, bukan agresif. Menjadi insan yang tegas tidak harus menumbuhkan agresivitas. Menolak praktik syirik, menolak kemaksiatan, mempertahankan strategi dakwah, menjelaskan tujuan dakwah, dan menegakkan disiplin memang membutuhkan ketegasan, tetapi tidak membutuhkan agresivitas. Produk dari tarbiyah adalah insan yang tegas dalam prinsip, memiliki determinasi yang tinggi, sabar dan ulet, serta tidak dapat diprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan kontraproduktif.
Sudahkan kita tarbiyah?

3.) Menjadi Pribadi yang Proaktif

Kita tarbiyah ketika proaktif terhadap hal-hal yang bermanfaat. Sebuah kemanfaatan mesti kita upayakan dengan sungguh-sungguh. Kesempatan belajar dan kesempatan-kesempatan lainnya tidak boleh disia-siakan hanya karena belum mendapat "restu" dari murabbi. Atau jangan sampai kita hanya berpangku tangan menunggu wasilah-wasilah (sarana) yang direkomendasikan oleh murabbi. Rekomendasi memang diperlukan dan syura memang harus dilakukan, tetapi kedua hal tersebut bukan alasan untuk tidak proaktif. Justru syura akan dinamis dan rekomendasi akan bervariasi jika peserta syura melakukannya dengan proaktif. Lalu,
Sudahkan kita tarbiyah?

4.) Menjadi Pribadi yang Memiliki Sikap Mawas Diri

Kita tarbiyah ketika tidak mudah menyalahkan orang lain. Bahkan sebaliknya, di lembaga tarbiyahlah kita mengembangkan sikap mawas diri. Tarbiyah mengantarkan seseorang untuk sadar akan pentingnya berinstitusi / berjama'ah dalam menegakkan agama. Namun kesadaran ini juga mesti diikuti dengan kesadaran bahwa sebuah jama'ah apapun adalah institusi manusia dengan segenap kemanusiaannya. Ada keunggulan di sana, ada kecerdasan, ada kehebatan, tetapi juga berserak kealpaan, keteledoran, ego, dan juga kepentingan individual. Tarbiyah menjadikan seseorang memiliki kesadaran bahwa berjama'ah / berorganisasi tetaplah lebih baik dari pada sendiri dengan segala kelemahan dan keunggulan pribadi.
Sudahkah kita tarbiyah?

5.) Menjadi Pribadi yang Mandiri

Kita tarbiyah ketika menjadi insan yang mandiri dan merdeka, bukan manusia yang tergantung pada orang lain. Fakta empiris menyajikan data bahwa para pahlawan kita memiliki jiwa merdeka yang membangkitkan energi besar dalam perjuangannya. Muhammad SAW adalah sosok yang mandiri dan merdeka, jauh dari intervensi siapa pun. Begitu juga dengan para sahabat beliau. Apakah kita pribadi yang mandiri?
Sudahkah kita tarbiyah?

6.) Menjadi Sosok yang Berperasaan, Tetapi Tidak Emosional

Kita tarbiyah ketika tarbiyah menjadikan hati dan perasaan kita hidup tanpa terjebak dalam sikap emosional. Kita juga siap menghadapi ujian dan tidak cengeng, serta tidak mudah terpukul oleh sebuah kegagalan. Emosi keagamaan adalah sebuah energi yang mendorong untuk berperilaku serba religi. Sedangkan sikap emosional dalam beragama adalah ekspresi yang tidak menguntungkan dan biasanya ditimbulkan oleh pribadi yang tidak siap menghadapi kenyataan.
Sudahkah kita tarbiyah?

7.) Menjadi Pribadi yang Sanggup Belajar dari Kesalahan

Seseorang yang tertarbiyah adalah seseorang yang menjadikan kesalahan yang dilakukannya sebagai salah satu cara untuk belajar. Kita sudah tarbiyah ketika kita mampu menjadi manusia yang sanggup menghadapi sesuatu di masa depan. Menghadapi sesuatu di masa depan pasca kekalahan memang tidak sederhana. Namun, kita harus bertanggung jawab menjawab pertanyaan, "Sudahkah kita tarbiyah?" dengan menjadi pribadi yang sanggup belajar dari kesalahan.
Sudahkah kita tarbiyah?

8.) Mampu Hidup di Masa Sekarang, Bersikap Realistis, dan Berpikir Relatif

Kita tarbiyah ketika kita tidak menjadi bagian dari masa lalu, dalam kata lain yaitu mampu bersikap realistis, berpikir secara relatif, dan tidak mutlak-mutlakan, serta memiliki kepercayaan yang tinggi. Yang dibutuhkan oleh dunia adalah seseorang yang mampu berpikir realistis dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan konsep atau idealismenya di dunia ini.

Maka, sudahkah kita tarbiyah?


Jogjakarta, 06 Juni 2012


"Sudahkah Kita Tarbiyah?"
(Refleksi Seorang Mutarabbi) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar