………………….
“Tidak hanya dua itu saja, Gilang,” jawab
Randy dengan nada meyakinkan, tak ketinggalan dengan senyum yang tersungging di
bibirnya.
“Golongan ketiga adalah para aktivis
pergerakan Islam yang kemudian berpikir mendalam dalam menyelesaikan
permasalahan ideologis ini, untuk kemudian menghasilkan sikap moderat.”
Wajah Gilang seolah mengatakan : cih!
Randy melanjutkan, “Mereka itu punya
keyakinan bahwa Islam sesungguhnya
adalah sebuah ideologi yang membawahi semua ideologi, termasuk di dalamnya
nasionalisme, dan termasuk di dalamnya demokrasi. Mereka memandang bahwa semua isme yang sedang dianut sekarang bukan
menjadi penghambat yang berarti bila semua dihadapi dengan strategi cerdas di
tengah gelanggang. Merekalah yang kemudian turun ke lapangan dengan menawarkan
langkah-langkah politik yang bermoralkan Islam atau Islami. Jadi, sudah bukan
saatnya lagi jadi apolitis dan menganggap bahwa demokrasi-yang mungkin identik
dengan sekularisme-adalah sesuatu yang besar dan tidak bisa dikangkangi.”
Gilang berusaha menyela, “Ah, gue nggak
yakin, Ran. Gue lebih ngehargain mereka yang bertentangan secara ideologis dan
menjadi outsider dengan mengusung
isu-isu alternatif, misalnya Khilafah, daripada orang-orang yang masuk ke sistem
dan kemudian menjadi oportunis.”
“Maaf, aku nggak sepakat dengan diksi
‘oportunis’ karena mereka bergerak dengan
sebuah konsep yang ujungnya sampai pada apa yang dicita-citakan ; berupa
kemerdekaan umat dalam mengatur dirinya. Dan juga menunjukkan kepada umum bahwa
Islam bisa menyelesaikan masalah-masalah yang kontekstual, bukan melulu
menjanjikan masa depan berupa kemenangan. Dan yang terpenting lagi, ini adalah
sebuah cara untuk menjadikan umat Islam melek politik, yaitu dengan bersimulasi
di dalam kancah sebenarnya, bukan dalam tataran teori.”
Gilang menyanggahnya cepat-cepat, “Mereka
bisa saja tergerus oleh arus yang terbanyak, lantas digeneralisasi oleh
masyarakat bahwa mereka sama saja dengan para pelaku politik lainnya yang cenderung
pragmatis. Itu tadi, hipokrit tapi sok eksklusif!” Gilang tetap pesimistis,
bahkan cenderung skeptis.
“Hmm..tidak menutup kemungkinan. Tapi, itulah
yang mesti dilakukan dan memandang apa yang kemudian terjadi sebagai resiko
perjuangan yang harus disikapi dengan sistem. Di sini diperlukan kesadaran..”
Randy mencoba menjelaskan.
“Gue masih punya keyakinan bahwa Islam nggak
bakalan berdaya menghadapi berbagai pergerakan global kalau umat Islam sendiri
masih seperti sekarang ini. Menurut gue, nggak perlu ada kesatuan manusia dalam
satu bendera bila memang itu akan
menimbulkan perpecahan dan peperangan. Buat apa sebuah nilai ideal bila
diperjuangkan dengan darah.” Gilang memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang
keyakinan Randy.
“Makanya, diperlukan pergerakan Islam alternatif yang bisa bermain di antara ini
semua dengan cerdas dan membangun berbagai prosesnya dengan cara Islami pula,
yaitu tanpa kekerasan, kecuali jika dalam prosesnya umat Islam dizalimi.”
…………………….
“Lang, agama itu nasihat ; manusia tanpa
nasihat nggak bakal tentu juntrungannya,” ujar Randy tanpa diduga.
…………………………
Sang Pemusar Gelombang,
Sebuah novel yang berpusar pada peri
kehidupan Syaikh Hasan Al-Banna.
Sosok dan teladan Syaikh Hasan Al-Banna telah
menciptakan pusaran gelombang pemikiran dan perubahan yang mampu menginspirasi
generasi demi generasi. Pusaran gelombang itu pula yang memengaruhi tokoh-tokoh
utama dalam novel ini ; Hasan si pemuda yang gegar identitas ; Randy si aktivis
dakwah militan ; dan Cikal, seleb superstar yang terjebak dalam kubangan
hedonisme.
Novel karangan M.Irfan Hidayatullah, ketua FLP pusat sekaligus
dosen sastra Indonesia UNPAD ini ditulis dengan gaya bahasa yang tajam
sekaligus juga ringan. Tebalnya yang “hanya” 500 halaman sama sekali tak menyisakan
ruang jenuh bagi para pembacanya, karena memang setiap untaian kata dan cerita
yang menyenangkan untuk terus diikuti. Di dalamnya banyak hikmah dan sentilan-sentilan sederhana yang
mendobrak sejauh mana pemahaman kita terhadap dakwah dan nilai yang
diperjuangkannya.
Good recommended!!
Good recommended!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar